
Penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda semakin memprihatinkan. Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh faktor usia muda, di mana secara psikologis mereka lebih labil sehingga lebih mudah terpengaruh. Usia yang dimaksud dalam kategori ini adalah remaja pada rentang 15-25 tahun.
Data global terbaru menunjukkan bahwa kasus penyalahgunaan narkoba telah mencapai 296 juta jiwa, meningkat sebesar 12 juta jiwa dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini mewakili 5,8% dari populasi dunia yang berusia 16-64 tahun. Sementara itu, survei nasional prevalensi penyalahgunaan narkotika tahun 2023 menunjukkan angka sebesar 1,73% atau setara dengan 3,3 juta penduduk Indonesia. Data ini juga menunjukkan peningkatan signifikan dalam penyalahgunaan narkotika pada kelompok usia 15-24 tahun. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami penyebab kerentanan ini agar dapat merancang strategi pencegahan yang efektif serta mendukung kesehatan mental dan fisik generasi muda.
Berikut beberapa alasan mengapa generasi muda sangat rentan terhadap penyalahgunaan narkoba:
1. Rasa Penasaran yang Tinggi
Masa remaja adalah fase di mana individu memiliki dorongan kuat untuk menjelajahi hal-hal baru. Rasa ingin tahu ini sering kali mendorong mereka mencoba narkoba sebagai bentuk eksplorasi diri. Remaja cenderung mencari pengalaman baru dan terkadang merasa bahwa narkoba adalah salah satu cara untuk mencapainya.
2. Tekanan Sosial
Remaja sering kali mengikuti apa yang dilakukan oleh teman atau kelompok mereka untuk diterima dalam lingkaran sosial. Jika teman atau idola mereka mencoba sesuatu yang negatif seperti narkoba, remaja cenderung mengikuti demi menjaga status sosialnya. Paparan media, terutama film, juga menggambarkan narkoba sebagai sesuatu yang “keren”, yang mendorong mereka untuk mencobanya.
3. Pelarian dari Masalah
Masalah di sekolah atau rumah bisa membuat remaja merasa stres dan mencari pelarian. Narkoba sering dipilih karena efeknya yang memberikan rasa percaya diri, kebahagiaan, dan energi, meskipun hanya sementara. Namun, penggunaan berkelanjutan dapat menyebabkan kecanduan dan berakhir pada hal yang lebih buruk, seperti kehilangan nyawa.
4. Bentuk Pemberontakan
Remaja sering kali ingin diakui oleh kelompoknya. Mencoba hal baru seperti narkoba dianggap sebagai cara untuk menonjol dan mendapatkan pengakuan. Narkoba jenis sabu, misalnya, bisa membuat remaja bertindak lebih berani dan agresif, bahkan berbahaya bagi orang lain.
5. Kurangnya Rasa Percaya Diri
Berbicara di depan umum atau memulai pembicaraan bisa menjadi tantangan bagi remaja yang kurang percaya diri. Narkoba sering dipilih sebagai solusi instan karena efeknya yang meningkatkan kepercayaan diri, meskipun hanya sementara. Sayangnya, efek samping yang ditimbulkan bisa sangat berbahaya.
Alasan-alasan di atas menunjukkan betapa rentannya generasi muda terhadap penyalahgunaan narkoba. Oleh karena itu, pengawasan orang tua dan dorongan untuk melakukan kegiatan positif sangat diperlukan agar mereka tidak terjerumus ke hal-hal negatif. Penting untuk diingat bahwa kecanduan narkoba tidak hanya berbahaya bagi individu, tetapi juga dapat menyebarkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar (sya/ara).
Daftar Pustaka:
1. [Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja – Adolescent Substance Abuse](https://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=691815&val=9993&title=PENYALAHGUNAAN%20NARKOBA%20DI%20KALANGAN%20REMAJA%20ADOLESCENT%20SUBSTANCE%20ABUSE)
2. [Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja: Suatu Perspektif](https://media.neliti.com/media/publications/4232-ID-penyalahgunaan-narkoba-di-kalangan-remaja-suatu-perspektif.pdf)
3. [Pengaruh Penyalahgunaan Narkoba terhadap Remaja](https://journal.uir.ac.id/index.php/alhikmah/article/view/11412)
4. [BNN: Penggunaan Narkotika di Kalangan Remaja Meningkat](https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-remaja-meningkat/)